Hemodialisia merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi ini umumya dilakukan oleh pengidap masalah ginjal yang ginjalnya sudah tak berfungsi dengan optimal. Pada dasarnya, tubuh manusia mampu mencuci darah secara otomatis, tapi bila terjadi masalah pada ginjal, maka proses cuci darah menggunakan bantuan alat medis sesuai rekomendasi dokter.
Alat medis atau mesin ini berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.
Dalam proses ini, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh petugas medis. Tindakan ini bertujuan untuk menghubungkan aliran darah tubuh pasien ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring dalam mesin pencuci darah. Setelah proses penyaringan usai, selanjutnya darah yang bersih akan dialirkan ke dalam tubuh pasien.
Saat ini kapasitas mesin Hemodialisa berjumlah 16 mesin terdiri dari 15 mesin untuk pasien non HBsAg, 1 mesin untuk pasien HBsAg dan didukung dengan Dokter Spesialis Konsultan Ginjal & Hipertensi, Dokter Spesialis Penyakit Dalam bersertifikat hemodialisa, Dokter Umum bersertifikat hemodialisa dan perawat bersertifikat hemodialisa.
Hemodialisa
CAPD
Hemodialisia merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi ini umumya dilakukan oleh pengidap masalah ginjal yang ginjalnya sudah tak berfungsi dengan optimal. Pada dasarnya, tubuh manusia mampu mencuci darah secara otomatis, tapi bila terjadi masalah pada ginjal, maka proses cuci darah menggunakan bantuan alat medis sesuai rekomendasi dokter.
Alat medis atau mesin ini berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.
Dalam proses ini, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh petugas medis. Tindakan ini bertujuan untuk menghubungkan aliran darah tubuh pasien ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring dalam mesin pencuci darah. Setelah proses penyaringan usai, selanjutnya darah yang bersih akan dialirkan ke dalam tubuh pasien.
Saat ini kapasitas mesin Hemodialisa berjumlah 16 mesin terdiri dari 15 mesin untuk pasien non HBsAg, 1 mesin untuk pasien HBsAg dan didukung dengan Dokter Spesialis Konsultan Ginjal & Hipertensi, Dokter Spesialis Penyakit Dalam bersertifikat hemodialisa, Dokter Umum bersertifikat hemodialisa dan perawat bersertifikat hemodialisa.
CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis)
Adalah satu metode alternatif selain hemodialisis yang dapat digunakan dalam proses cuci darah. Namanya adalah CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis). Pada metode ini, selang bukan dipasang di lengan, melainkan di rongga perut.
CAPD diawali dengan pembuatan sebuah lubang kecil di dekat pusar pasien oleh dokter bedah. Lubang kecil ini berguna untuk memasukkan selang (kateter) ke dalam rongga perut (rongga peritoneum). Kateter akan dibiarkan berada di rongga perut agar pasien dapat melakukan proses dialisis sendiri tanpa perlu bolak-balik ke rumah sakit.